Bosan menunggu KRL ekonomi tujuan Jakarta yang
tak kunjung datang sore tadi, di stasiun Bojong Gede saya menghampiri seorang
pedagang asongan yang menjual kripik singkong di peron stasiun. Memulai
percakapan dengan menanyakan harga jualannya, Pak Maman, lelaki ringkih 53
tahun itu bercerita : Setiap hari dia membawa 250 bungkus kripik yang
diambilnya dari tetangga. Bungkus besar keuntungannya 1000
rupiah,
bungkus kecil 200 rupiah. Setiap hari dia mulai berjualan jam 8 pagi, sampai larut
malam sampai kereta terakhir menuju Bogor, jam 22.30 malam.
Dengan waktu berjualan sepanjang itu, Pak Maman mampu menjual setara dengan 200 bungkus kecil, atau dengan keuntungan maksimal 40 ribu rupiah per hari. Jumlah yang sangat minim untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, karena Pak Maman masih menanggung hidup 5 anak dan satu orang istri. Dua anak tertuanya sudah menikah...
Wajahnya tampak amat sangat masgul, ketika ditanyakan soal sekolah anak2nya, karena nyaris semuanya putus sekolah. Ketiadaan membuat anak-anaknya malas bersekolah. Hmmm...bagi sebagian dari kita, naik KRL ekonomi atau berbicara dengan orang2 seperti Alda dan Pak Maman adalah suatu hal yang tak terbayangkan. Tapi bagi saya, di situlah tempat saya melihat sisi lain kehidupan, dan belajar untuk tidak henti-hentinya mensyukuri hidup yang diberi oleh-Nya...
Dengan waktu berjualan sepanjang itu, Pak Maman mampu menjual setara dengan 200 bungkus kecil, atau dengan keuntungan maksimal 40 ribu rupiah per hari. Jumlah yang sangat minim untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, karena Pak Maman masih menanggung hidup 5 anak dan satu orang istri. Dua anak tertuanya sudah menikah...
Wajahnya tampak amat sangat masgul, ketika ditanyakan soal sekolah anak2nya, karena nyaris semuanya putus sekolah. Ketiadaan membuat anak-anaknya malas bersekolah. Hmmm...bagi sebagian dari kita, naik KRL ekonomi atau berbicara dengan orang2 seperti Alda dan Pak Maman adalah suatu hal yang tak terbayangkan. Tapi bagi saya, di situlah tempat saya melihat sisi lain kehidupan, dan belajar untuk tidak henti-hentinya mensyukuri hidup yang diberi oleh-Nya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar